Ajari aku menggunakan pena, akan kutulis gemercik air, udara dingin, kabut senja sampai daun gugur...Yus R Ismail

Senin, 15 Maret 2010

Kuldesak (Kultur desa kota)

Kalo di tila'ah arti aslinya kuldesak itu adalah jalan buntu. Tapi disini gue mau ngebahas tentang perbedaan antara kultur desa dan kota, di ambil dari pengalaman sendiri dengan mengamati sodara2 sendiri yang dari desa.

Beberapa waktu yang lalu, nenek tercinta Split meninggal, setelah sekian lama keluar masuk rumah sakit, dgn perasaan antara sedih & lega, karena ga tahan melihat dia tersiksa di terus, apalagi dokter sudah angkat tangan buat penyakitnya.Waktu meninggal, saudara gue banyak yang dateng dari jawa, boleh di bilang kampungnya nenek sangat masuk ke dalam pelosok, mungkin kalau ada istilah DATI-V (Daerah Tingkat 5), segitu kali levelnya.

Ada beberapa sodara split yang bergaya agak "keren" eek. Yang cowok, pakai sapu tangan dilipat menjuntai panjang dari kantong belakang, plus rantai dompet, ide awalnya mau ngikutin gayanya Lorenzo Lamaz di film Renegade, yang sempet ngetop di awal 1990an mungkin punya fungsi untility biar ga kecopetan kalo ke Jakarta, kan di sana doktrinnya Jakarta banyak copet jadi kudu pake pengaman extra. Sedangkan yang cewek potongan rambutnya ala Demi Moore di film Ghost langsiran awal tahun 1990an jugamrgreen.

Gue emang ga pernah terlalu komentar sama gaya orang, seperti kata Prof. Greg Graffin, "Setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk ber-ekspresi". Tapi jemang untuk style jauh tertinggal kalo di liat dari dimensi waktu, ke awal 90an kan 20 tahun yang lalu. Cukup sedih, sedangkan gue disini yang selalu berkaos oblong, jeans dan sendal jepit kalo pergi,2 biarpun ga beda dengan mereka dalam gaya berpakaian, tapi gue punya fasilitas buat ngeliat apa yang lagi nge-trend di sini dan gue punya hak buat mengikuti atau menolak. Sedangkan mereka, cuma itu yang sebatas yang mereka tahu. Miris, ngelihat pemerataan informasi yang masih pincang. Memang kalau untuk gaya, ga pernah ada yang salah kok. Gue juga suka rada bingung sama cowok2 metrosexual yang pake celana terlalu ketat dan bergaya rambut di berantakin trus di jumput-jumput ke atas. Ngeliatnya jadi kayak "by-product" dari konsekuensi karir mereka cuma kok terlalu seragam. Fabricated...

Tapi untuk hal kebersamaan, kualitas mereka masih yang terbaik, makin ke kota makin berkurang kadar dan porsinya, keluarga gue ini rela ber-rombongan naik kereta ekonomi ke Jakarta bawa anak-cucunya. Dan setelah gue cek sama nyokap, ternyata tidak semua dari mereka adalah keluarga, beberapa merupakan tetangga nenek gue waktu masih tinggal di desa, hebat sekali. Disini, gue malah jadi terlalu berharap supaya mereka tetap tinggal di desa aja, salah ga? Sebagai penjaga norma.
Trends are rhythmic as a change while conventions are constance as time - Split

Tidak ada komentar:

Posting Komentar